Paradogs World Class University UIN Malang Problem Countiniutas; Sebuah Refleksi Milad UIN Malang

Sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Maliki Ibrahim Malang (UIN Malang), saya sangat mengapresiasi pelaksanaan Milad UIN Malang, yang dilaksanakan pada 23 juni tahun 2018 bertempat di gedung Sport Center (SC). Selain meningkatkan rasa bangga (sense of proud), pelaksanaan milad juga, bagis saya dapat meningkatkan rasa kepeduliaan kita pada kampus yang telah menjadi tempat dimana kita menimbah anugrah kehidupan yakni (ilmu pengetahuan). Dan, dari rasa kepedulian itulah, saya berinisiatif untuk membuat suatu tulisan terkait dengan kegelisahan saya dari berbagai fenomena yang saya temui di kampus saya. Besar harapannya agar tulisan ini dapat menembus berbagaii kepala dari mahasiswa UIN Malang sehigga kita dapat melakukan refleksi secara berjamaah. Bukan refleksi yang dilakun oleh saya sendiri ataupun sekelompok orang yang hanya dapat dihitung dengan ke-sepuluh jari.

Secara historis, UIN malang, merupakan intitusi cabang dari IAIN Sunan Kalijaga yogyakarta, yakni fakultas tarbiyah yang berkedudukan di malang yang diresmikan oleh mentri agama pada 28 oktober 1961 bersamaan dengan fakultas syariah yang berkedudukan di surabaya. Pendiriannya dilatari oleh gagasan para tokoh jawah timur untuk mendirikan lembaga pendidikan tinggi islam di bawah departemen agama. Oleh karena itu, berdasarkan surat keputusan menteri agaa No 17 tahun 1961 di bentuklah panitia pendirian IAIN cabang surabaya dengan tugas untuk mendirikan Fakultas syariah yang berkedudukan di surabaya dan fakultas tarbiyah yang berkedudukan di malang. Selain itu pada terdapat juga fakultas ushuluddin yang berkedudukan di kediri melalui surat keputusan menteri agama No. 66 tahun 1964 yakni pada tanggal 1 oktober 1964. Kemudian, dalam perkembangannya, berdasarkan surat keputusan presiden NO. 50 tanggal 21 juni 2004, berganti menjadi Universitas Islam Negeri Maulana Mailik Ibarahim Malang beridiri.[1]

Sejak didirakan dengan status sebagi cabang dari IAIN Yogyakrta hingga sekarang, UIN Malang telah melahirkan banyak tokoh-tokoh pemikir yang terkenal secara gagasannya dan karirnya, semisal Abdul Malik Fadjar, menempuh jenjang pendidikannya di UIN Malang pada tahun 1974 yakni di fakultas tarbiyah yang waktu itu masih berstatus sebagai cabang dari IAIN Sunan Ampel Surabaya.[2] Beliau sendiri adalah sosok yang sangat dikagumi, dikalangan akademisi. Hal ini sebagai mana ungkapan Imam Suprayogo (mantan Rektor UIN Malang) yakni;[3]

Saya bersyukur mengenal Pak Malik Fadjar cukup lama, sehingga berbagai pelajaran penting dalam kehidupan dapat saya pelajari dari integritas beliau. Sejak menjadi mahasiswa, sekalipun secara formal tidak pernah mengikuti kuliahnya, saya mengenal beliau dengan baik. Sebelum saya lulus di IAIN Sunan Ampel Malang, saya mendapatkan kesempatan menjadi pegawai harian, yang bertugas sebagai staf administrasi di perpustakaan. Pak Malik sangat menggemari buku dan segala macam bahan informasi lain, yang mungkin dalam pandangan beliau, kegemaran seperti itu merupakan cara beliau, sekaligus cara memberikan pelajaran kepada generasi muda, untuk berlajar dari pengalaman (learning from experiences, learning from history), yang dalam al-Qur’an seringkali ditekankan, terutama untuk menjamin kesinambungan pengalaman umat manusia”.

Selaian sebagai seorang pemikir atau akademisi, pak Malik Fadjar juga merupakan seorang negarawan. Beliau pernah menjabat sebagai, menteri agama kabinet reformasi pembangunan (1998-1999). Menteri pendidikan nasional kabinet gotong royong (2001-2004) dan sekarang menjabat sebagai anggota dewan pertimbangan presiden (2015-sekarang).[4] Adapun karya pemikiran yang telah beliau hasilkan yakni sebagai berikut: Buku Kuliah Agama Islam Di Perguruan Tinggi, diterbitkan oleh: Al-Ikhlas, Surabaya, tahun 1981. Buku Kepemimpinan Pendidikan, diterbitkan oleh: Fakultas Tarbiyah, IAIN Sunan Ampel Malang, tahun 1983. Buku Pancasila Dasar Filsafat Negara: Prinsip-Prinsip Pengembangan Hidup Beragama, diterbitkan oleh: UMM Press, Aditya Media, Yogyakarta, tahun 1993. Buku Reorientasi Wawasan Pendidikan, Dalam Muhammadiyah dan NU, diterbitkan oleh: Aditya Media, Yogyakarta, tahun 1993. Buku Pendidikan Islam: Paparan Normatif, Filosofis dan Politis, diterbitkan oleh: UMM Press, Malang, tahun 1993. Buku Pendidikan Agama dan Kualitas Manusia Indonesia, diterbitkan oleh: IKIP Malang, tahun 1993. Buku Administrasi dan Sup ervisi Pendidikan, diterbitkan oleh: Aditya Media, Yogyakarta, tahun 1993. Buku Pergumulan Pemikiran Pendidikan Tinggi Islam, diterbitkan oleh: Bestari Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, tahun 1995. Buku Dunia Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan, diterbitkan oleh: University Press, Malang, tahun 1998. Buku Madrasah dan Tantangan Modern itas, diterbitkan oleh: Mizan, Bandung, tahun 1998.[5]

Selain Abdul Malik Fadjar, terdapat sosok lain juga yang merupakan alumni UIN Malang yakni Muhajir Efendi, beliau menempuh pendidikan nya di UIN Malang di fakultas Tarbiyah, saat masih berstatus IAIN Malang dan selesai pada tahun 1978.[6] Dalam hal pemikiran pak muhajir telah menulis berbagai buku yakni profesionalisme mileter: profesionalisasi TNI. Pedagogi kemanusiaan: sebuah refleksi multidiemensional. Jati diri dan profesi TNI: studi fenomenologi. Masyrakat equilibirium: meniti perubahan dalam bingkai keseimbangan. Selain buku tersebut, Muhajir Efendy juga telah menghasilkan berbagai tulisan lainnya. Karena beliau juga merupakan penulis artikel lepas di berbagai media massa nasional.[7] Selain sebagai seorang akademisi, Muhajir Efendi juga dikenal di tataran Nasioanl, sekarang beliau menjabat sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan RI tahun yang mulai menjabat sejak 27 juli 2018.[8]

Dalam hal ini UIN Malang sendiri, menargetkan untuk menjadi Universitas berskala Internasional. Hal ini dapat dilihat dengan usaha usaha perbaikan dan usaha lainnya yang ingin dilakukan.[9] Selain itu, Menteri agama Surya Darma Ali juga, telah menunjuk, UIN Malang dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mempersiapkan diri menjadi PTAIN kelas dunia yakni world class university (WCU)[10] dan pada momentum Dies Natalis UIN Malang dengan tema “uin Berkarya, mengabdi untuk Negeri. Rektor UIN Malang yakni Pak Haris mengatakan bahwa; “kami ingin mengajak seluruh warga UIN Malang hingga alumni untuk selalu berkarya dan bisa diabdikan untuk negeri. Tak hanya berkarya dan berprestasi di level Nasional, tetapi juga Internasional. Itu sejalan dengan Visi UIN Malang yang ingin menjadi World Class University”.[11]

Namun, impian baik tersebut, serasa paradagos dengan realitas yang terjadi di UIN Malang, yakni terdapat berbagai problematika yang diamana setiap angkatan merasakannya, hingga sekarang yakni tahun 2018. Keluahan demi keluhan, selalu keluar dari para mahasiswa terkait problematika tersebut. Namun, entah di respon atau tidak, akan tetapi yang pastinya hingga kini masalah itu masih tetap terjadi. Diantaranya terkait dengan layanan akademik dan administrasi Fakultas Ekonomi. UKT dan Uang Mahad yang Mahal. Selain mahal, terdapat kebingungan pada status kelembangaan dan alokasi dana Mahad. Hal ini dikarenakan, uang mahad terpisah dengan uang UKT. Namun, pada aktivitas akademik dari mahasiswa juga dipengaruhi oleh Mahad, yakni jika tidak lulus di Mahad maka konsekuensinya tidak dapat mengambil matakuliah yang merupakan matakuliah wajib. Serta kasus Korupsi pembebasan lahan kampus II UIN Malang di junerejo kota batu, masih menimbulkan tanda tanya besar.

Terkait dengan problem layanan akademik dan administrasi Fakultas Ekonomi. Telah membuat mahasiswa resah dan menggambungkan diri dalam aliansi Mahasiswa Fakultas Ekonomi untuk melakukan aksi demontrasi yang bertepatan dengan peringatan hari pendidikan Nasional tanggal 2 mei 2018. Adapun masalah masalah yang menjadi pemicu gerakan mahasiswa tersebut yaitu;[12]

“pertama, terkait dengan profesionalitas dosen. Kedua, fasilitas pendidikan. Yakni, bangku kuliah yang sudah berumur puluhan tahun dan tidak pernah diganti, LCD yang sudah tidak jelas tampilan gambarnya, tidak dengan sigab diatasi. Padahal setiap semester mahasiswa diwajibkan membayar UKT dengan lunas (mana hak kami). Ketiga, terkait dengan, tidak adanya dukungan penuh atas seluruh kegiatan mahasiswa terkait pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Hal ini dikarenakan tidak adanya standar operatinal prosedur yang khusus dipakai fakultas ekonomi”.

Belum selesai masalah yang lain, muncul masalah baru yang membuat nurani terketuk untuk menyampaikannya yakni terkait dengan kasus plagiasi yang dilakukan oleh Wakil Rekotor 1 bidang Akademik, yakni Zainudin. Tindakan plagiat yang dilakukan oleh beliau, mirisnya, dilatari oleh motif jabatan, yakni kepentingan kenaikan pangkat.[13] Adapun karya yang di plagiat adalah buah pemikirannya Imam Suprayogo (mantan Rektor UIN Malang) yakni; makalah “Paradigma Pengembangan Keilmuan Di Perguruan Tinggi” pada halaman tujuh alenia ke tiga. Makalah “Membangun Integrasi Ilmu Dan Agama: Pengalaman Di UIN Malang” halaman 1 dan 2 alenia ketiga. Makalah “Membangun Integrasi Ilmu Dan Agama: Pengalaman Di UIN Malang” halaman 1 dan 2 alenia ketiga. Makalah “Melihat Dan Menawarkan Reformulasi Kembali Kajian Isi Kajian Islam” halaman 1. Makalah “Melihat Dan Menwarkan Reformulasi Kembali Kajian Isi Kajian Islam” halaman 2-4. Makalah “membangun integrasi ilmu dan agama pengalaman di UIN Malang” halaman 2-4. Makalah “Membangun Integrasi Ilmu Dan Agama Pengalaman Di UIN Malang” halaman 2 alenia ke tiga. Makalah “Membangun Integrasi Ilmu Dan Agama Pengalaman Di UIN Malang” halaman 9-11 mulai alenia pertama. Juga mengambil dari buku “Paradigma Pengembangan Keilmuan Di Perguruan Tinggi” halam 17-26.[14]

Problem tersebut membuat mahasiswa yang tergabung ke dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Literasi, melakukan aksi protes dikarenaka plagiat yang dilakukan oleh WR 1 tersebut merupakan kejahatan akademik adapaun tuntutan dari aliansi mahasiswa peduli literasi yakni sebagai berikut:[15]

“Pertama, Menuntut agar Pembantu Rektor I Dr Zainuddin mengundurkan diri dari jabatannya sebagai satu bukti bahwasanya dia adalah seorang akdemis UIN Malang yang taat dan patuh pada hukum dan etika sebagai seorang pendidik. Kedua, Jika yang bersangkutan tidak mengundurkan diri, maka kami Menuntut agar Rektor uin Malang selaku Pemimpin Civitas Akdemik UIN Malang, memberikan penyikapan tegas, terkait kasus plagiat ini sesuai dengan aturan yang berlaku. Dan yang ketiga, Kami menuntut agar rektor uin malang menyampaikan ke publik terkait dengan penyikapannya terhadap kejahatan akademik ini, serta perkembangan kasusnya, agar dapat diketahui oleh public khusus mahasiswa UIN Malang”.

Hal inipun memberikan satu gambaran bahawasanya impian UIN Malang untuk mencapai WCU, memerlukan perhatian lebih, dengan tidak hanya menutup mata dan menganggapnya sebgai angin lalu. Karena untuk mencapai status sebagai WCU persyaratan yang harus di penuhi sangat bersetuhan dengan permasalahan di atas, artinya jika tidak ada kepedulian untuk menyelesaikan permasalahan di atas maka impian untuk menjadi WCU hanya tinggal mimpi penghibur tidur belaka. Adapaun syarat syarat menjadi WCU sebagai berikut;[16]

“Pertama, Kualitas Penelitian. Indikator kualitas penelitian untuk mencapai akreditasi internasional ini juga berisikan penilaian kualitas dari dalam negeri, produktivitas penelitian perguruan tinggi berdasarkan jumlah jurnal nasional dan internasional, kutipan yang digunakan oleh akademisi lain dalam penelitan, serta penghargaan yang sering diterima oleh pergutuan tinggi. Kedua, Lulusan kerja. Indikator lulusan kerja ini lebih fokus terhadap kekuatan akademik, kemampuan lulusan untuk bekerja secara efektif dalam tim multikultural, kemampuan lulusan dalam mempresentasikan, dan untuk mengelola karyawan dan proyek. Indikator ini dilihat dari survey terhadap pengusaha, tingkat kerja lulusan, serta tingkat dukungan layanan karir. Ketiga, Kualitas Pengajaran. Peran utama perguruan tinggi adalah memberikan pemikiran terbaik di masa depan, menginspirasi generasi mendatang mengenai potensi riset akademik. Keempat, Infrastruktur. Infrastruktur perguruan tinggi merupakan sebuah indikator yang membuat mahasiswa mengetahui apa yang akan dilakukannya ketika berkuliah di perguruan tinggi tersebut”.

Plagiat atau kejahatan akademik yang dilakukan oleh WR 1 sebagaimana yang dijelaskan di atas, konsekuensi logisnya adalah UIN Malang akan membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai WCU, apalagi yang melakukan plagiasi tersebut, adalah WR 1 yakni yang merupakan bidang akademik yang secara tak langsung ia merepresentasikan situsai akademik di UIN Malang. Idealnya seorang yang menjabat sebagai WR 1, harus murni seorang akademisi yakni dia yang memiliki basis ilmu-pengetahuan dan mampu mempertanggungjawabkan keilmuannya tersebut. Juga memiliki buah pemikiran yang orisinil bukan jiplakan karya orang lain. Sehingga bisa menjadi sosok atau panutan yang akan di ikuti spiritnya. Namun jika yang menjabat WR 1 adalah seorang yang syahwat jabatannya tinggi dan tidak bisa menghasilkan buah pemikiran yang orisinil. Maka akan muncul pertanyaan besar apa yang harus di tiru darinya dan buat apa dia lama-lama di jabatan tersebut. Oleh karena itu, jangan berharap akan muncul generasi Ulul Albab sebagaimana Malik Fadjar, Muhajir Efendy dll, yakni yang luas secara keilmuan dan mendalam secara spiritiul akan muncul. Jangankan, generasi Ulul Albab, generasi yang bisa menulis saja, tidak akan muncul jika watak-watak plagiat dan orang orang yang melakukan plagiat masih beraktifitas di UIN Malang. Malahan yang akan muncul adalah generasi Ctrl C, ctrl V.

Selain dari aspek akademis, yakni spirit literasi. Sivitas akademik juga perlu memperhatikan fasilitas akademik, sehingga tidak ada lagi LCD rongsokan juga tidak adalagi yang namnya rebutan LCD, karena kekurangan LCD. Hal ini dikarenakan diakui maupun tidak, LCD sangat membantu dalam proses belajar mengajar. Mahasiswa akan terbantu untuk mempresentasikan makalah atau tugas tugas yang di berikan kepada teman teman yang lain. Selain itu juga dapat membantu audiens untuk menangkap apa yang di presentasikan oleh presentator. Oleh karena itu, dalam momentum Milad UIN Malang ini, marilah kita sama sama merefleksikan kembali terkait dengan keadaan kampus yang kita banggakan ini. Sehingga berbagai kekurangang dan berbagai permaslahan-permasalahan yang tidak dapat saya deskripsikan satu persatu, bisa terselesaikan. Marilah kita melangkah dengan yakin, giat dalam berusaha, agara apa yang kita impikan bisa sampai. Amin, Yakin-Usaha-Sampai.


[1] Pedoman pendidikan 2015, Universitas Islam Negeri maulana Malik Ibrahim Malang, h.01
[4] Dikases dari https://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Malik_Fadjar pada tanggal 25 juni 2018.
[6] Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Muhadjir_Effendy#cite_note-3 pada tanggal 25 juni 2018.
[8] Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Muhadjir_Effendy#cite_note-3 pada tanggal 25 juni 2018.
[9] Secara lengkap dapat dilihat di dalam artikel yang di tulis oleh Sugeng Listianto Prabowo, yang dapat diakses di http://www.uin-malang.ac.id/r/140401/cita-cita-besar-kami-adalah-menuju-world-class-university-4.html.
[12] Rilis optimalisasi layanan akademik dan aministrasi fakultas ekonomi. Aksi refleksi hari pendidikan 2 mei 2018, aliansi mahasiswa ekonomi.
[15] Press Rilis, mahasiswa peduli literasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Urgensi Keterlibatan Masyarakat Adat dalam Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan Hidup Prespektif Ekopopulisme.

Mahasiswa Dan Politik Mahasiswa

CERITA hingga SENJA