PERJUANGAN



Seseorang yang tidak pernah merubaha pemikirannya dia tidak akan merubah apapun.


Sejarah panjang bangsa indonesia telah terbentuk sejak lama dari waktu yang tidak dapat diketahui kepastiannya. Akan tetapi, sejarah panjangan itu masih ada hingga yang kita rasakana saat ini, dalam bentuk negara kesatuan repoblik indonesia. Banyak perjuangan heroik telah terjadi, disetiap era, disetiap tempat dan pada setiap angkatan muda. Dari yang masih kita ingat lantaran di sebutkan dalam catatan-catatan sejarah dan yang tak dapat kita ketahui siapa orangnya dan sumbangsi apa yang telah dia berikan untuk bangsa ini.

Apa yang saya bicarakan bukan tentang perjuangan sumatera, bukan tentang perjuangan, kalimantan, bukan tentang perjuangan jawa, bukan tentang perjuangan sulawesi, maluku serta papua. Akan tetapi perjuangan anak bangsa, yang lahir dari rahim ibu pertiwi. Merekalah orang orang yang hidup atas apa yang di berikan oleh ibu pertiwi. kita adalah satu kesatuan yang utuh yang akan selalu hidup berdampingan dan akan siap memperjuangannya, karena duduk diam tanpa perlawanan, dan membiarkan kehacuran mengahampiri kita bukanlah watak anak bangsa ini. hal ini sebagaimana filosofi orang madura, yakni; "Ango' poteah tolang etembhang poteah matah" yang dimana makna, lebih baik mati ketimbang malu. hal yang sama juga pada orang Maluku yakni; "lawamena haulal" yakni maju terus pantang mundur.

Kelimpahan sumber daya alam membuat kita harus ingat dan jangan pernah lupa bahwa negri kita adalah negeri yang hidup dan menghidupi bukan negri yang mati. negeri yang sanggup untuk menghidupi dirinya sendiri tanpa uluran tangan orang lain. bahkan seharusnya kita yang membantu orang lain. saya mangatakan sikap ini sebagai sebuah apresiasi atas kekayaan seumber daya alam yang kita miliki.

Dalam hal ini memang benar, bahwa ada konflik disana sini, dinegeri ini. Memang benar bahwa, ada perbedaan disana sini. Namun apakah kita akan membenarkan bahwa hal itu harus tetap terjadi dan berkelanjutan. Saya fikir, bahwa bangsa yang memiliki sajarah panjang hingga hari ini takan menyetujui hal tersebut. Benar? Atau tidak. Sebelum menjawab hal tersebut, marilah kita melihat siapa diri kita. Apakah kita adalah kita ataukah kita adalah bangsa indonesia yang telah hidup berkat tanahnya yang subur. Berkat ikannya yang melimpah. Berkait airnya yang banyak. Berkat hutannya yang begitu lebat dan berkat spirit kolektif yang melekat pada diri kita.

Sebagai makhluk hidup, kematian adalah keniscayaan. Sebagia seorang manusia ketakutan dan kesalahan adalah hal yang begitu dekat sehingga kadang kala ada pada setiap perbuatan. Sebagai seorang yang lahir di negeri yang kaya dan memiliki sejuta budaya dari setiap lokalitas masyrakat memang benar rasa risau akan perbedaan akan muncul setiap pertama kali bertemu dengan kebudayaan yang berbeda. Akan tetapi apakah dengan perbedaan itu kita akan mengakhiri sejarah panjang bangsa ini. Yang telah hidup rukun dan damai, dan apakah benar dikaranakan ketakutan dan  kematian kita akan takut untuk mempertahankan kedamaiaan ini.

Setiap kita, memiliki indikator dalam menilai mana yang baik dan mana yang baruk. Tetapi kita sebagai anak bangsa indonesia. Tentunya, memiliki pandangan yang sama bahwa imperialisme harus di lawan. Segala macam perbuatan yang mengakibatkan ketidakadilan tetap lestari, haru kita tentang dengan seksam. Karna kita bangsa yang hidup rukun, dan siap memperjuangkan kerukunan itu walau dengan darah sekalipun.

Jika hari ini, anak bangsa indonesia di hegemoni oleh paham konsumerisme, sukanya hanya terkait life stayle, hidup mewah dan hedon. Tak akan menjadi sebuah legitimasi bahwa kita sebgai anak bangsa yang sadar mengikutinya. Jika hari ini anak bangsa kita sangat begitu pragmatis dan opurtunis. Tidak pula dapat di benarkan bahwa kita harus turut ikut sama sama agar kita sama sama menjadi orang yang pragmatis dan opurtuni.

Marilah kita rubah maindset yang sesat, yang nyatanya bukan satu caraberfikir bangsa kita. Kita adalah bangsa pejuang, kita adalah anak bangsa yang siap berdiri di garda terdepan untuk melawan segala bentuk imperialsem dan neo imperialisme. Atas cinta dan rasa sayang kita berjuang. Bukan berarti kita tidak akan membunuh. Kita juga akan membunuh, namun bukan membunuh mereka yang terzholimi tetapi mereka yang menzholimi. itulah kita, kita memang mencitai kedamaian. namun cinta kita bukan cinta yang absurd yakni dengan dasar cinta damai terus tidak mau membunuh atau melawan para penjajah. sehingga langkah langkah yang di ambil selalu dengan cara negosiasi atau berunding.

berunding dengan penjajah bukan cara kita sebagai anak bangsa. karena kita akan berunding dengan mereka yang bukan penjajah akan tetapi jika dia penjajah maka yang berlaku adalah "dia jual kami beli; di menjajah kami siap melawannya". itulah kami. kami tidak akan takut tapi kami tidak akan pernah menakuti jika tak orang tersebut adalah orang baik. kekajaman kita pada dia yang merusak bangsa kita. jika dia tak merusak maka segala kebaikan kami berika untuknya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Urgensi Keterlibatan Masyarakat Adat dalam Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan Hidup Prespektif Ekopopulisme.

Mahasiswa Dan Politik Mahasiswa

CERITA hingga SENJA